Minggu, 17 Januari 2016

Tempe Sebagai Makanan Pencegah Radikal Bebas

http://cuek.files.wordpress.com/2009/10/tempe.jpg
Makanan pencegah radikal bebas



Suplementasi anti oksidan memang masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun saat ini banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Sebagai tenaga medis harus berhati-hati memberikan anjuran minuman suplemen agar tidak terjadi overdosis. Konsumen juga harus berhati-hati memilih suplemen yang tepat.

Berikut ini adalah anti oksidan yang penting bagi tubuh kita. Sebenarnya kalau kebutuhan anti oksidan tersebut tercukupi lewat makanan yang kita konsumsi, kita jadi tidak begitu membutuhkan suplemen.

1. Vitamin dan penurunan homosistein :
Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim yang esensial untuk metabolisme homosistein. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.

2. Kacang kedelai dan isoflavon :
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL, sehingga dianjurkan mengkonsumsi protein kedelai (20 – 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk
di konsumsi oleh penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.

3. Tempe :
Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi kaping rhizopus oligosporus atau rhizopus oryzae pada biji kedelai yang telah direbus. Ada berbagai macam tempe, yang dibicarakan di sini adalah tempe yang terbuat dari kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kaping sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai berwarna kuning pucat, di antara miselium.
Fermentasi kaping menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai.

Nilai Gizi Tempe :
Protein
Enzim-enzim yang dihasilkan kaping, menghasilkan asam amino bebas, sehingga kadarnya meningkat sampai 85 kali kadar protein kedelai.

Karbohidrat
Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan stakhiosa dan rifinosa (2 terakhir menyebabkan pembentukan gas dalam perut). Fermentasi kedelai menjadi tempe menghasilkan karbohidrat.

Lemak
Enzim dalam kaping dapat menurunkan kadar lemak total dari 22,2% menjadi 14,4% dan meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5% menjadi 21%.

Mineral
Di dalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan senyawa fosfat, yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Dengan fermentasi, kaping menghasilkan enzim fitase yang menguraikan asam fitat, sehingga fosfatnya dapat dimanfaatkan tubuh.


Vitamin
Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2, Vitamin B6 (Piridoksin), asam folat, asam panthotenat, dan asam nikotinat. Sedangkan kadar vitamin B1 menurun karena untuk pertumbuhan kaping dan terbentuk pula vitamin B12 oleh bakteri yang tidak ada dalam produk nabati lainnya.

Manfaat Tempe :
Tempe merupakan sumber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita hiperkolesterolemia. Dari berbagai penelitian ternyata tempe dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta mencegah timbulnya penyempitan pembuluh darah, karena tempe mengandung asam lemak tidak jenuh ganda sehingga penderita hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi tempe setiap hari, di samping diet rendah lemak jenuh.
Tempe juga mengandung zat anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri gram positif serta penyebab diare (salmonella sp dan shigella sp). Oleh karena itu, tempe juga dianjurkan untuk dikonsumsi balita yang menderita diare.

4. Asam lemak omega 3 :
Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak (atau minyak ikan ) tiap hari dapat menjadi asupan asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl, d
an dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol danmencegah penyakit jantung koroner

5. Serat :
Walaupun berbagai studi menunjukkan adanya hubungan antara beberapa jenis serat dengan penurunan kolesterol LDL dan atau kolesterol total, namun belum ada bukti langsung yang menunjukkan hubungan antara suplemen serat dengan penurunan penyakit kardiovaskular.

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Video

Popular Posts

Our Facebook Page